Kamis, 28 November 2019

Cinta dan Ridhonya

Senja hari itu, wanita itu duduk di sebuah pendopo kecil didepan rumahnya. Dia sedang khusyu' melantunkan kalam-kalam suci Ilahi. Kerudung merahnya secerah warna langit pada saat itu yang memancarkan keeolakan cahayanya. Dia menyendiri sendiri di tempat itu. Hanya semilir angin dan gerak-gerik ilalang yang menemaninya.
            “Hafsah!”, teriak seseorang yang mengganggu ketenangannya.
            “Iya Ibu”
            “Ayo nak sudah sore, cepat masuk ke rumah”, pinta ibu sambil mengajaknya.
            “Baik Ibu”, jawab wanita itu.
            Dia kemudian segera menyusul Ibunya dan bersama-sama kembali ke rumah. Langit perlahan mulai menghitam ditelan gelapnya malam. Wanita itu kemudian menyiapkan dirinya untuk menghadap sang maha Khaliq dan bermunajat kepadanya. Dibasahi tubuhnya dengan siraman air-air suci. Ditutupinya dirinya dengan lembaran-lembaran kain putih yang bersih nan bercahaya yang terangnya bagaikan cahaya rembulan di malam itu. Dirinya laksana seorang dewi yang cantik ketika memakai lembaran-lembaran kain itu. Dia bersimpuh kehadapan sang maha Khaliq yang menandakan kerendahan dan kepatuhan dirinya kepada Dzat yang menciptakannya.
            Selepas bermunjat kepada Tuhannya, dia segera berkumpul dengan keluarganya yang menunggu kedatangan seseorang yang mereka nantikan.
            “Hafsah, apakah dia sudah dihubungi?”, tanya sang Ayah kepadanya.
            “Sudah Ayah, dia sedang didalam perjalanan”
            “Apakah dia pergi sendiri atau dengan keluarganya?”, tanya Ibu.
            “Dia bilang, dia pergi bersama orang tuanya”
            “Ya sudah, kalau gitu Ibu kedapur dulu”
            “Baik Bu”
            Setelah diselingi kesunyian malam itu, wanita itu tiba-tiba bertanya kepada Ayahnya. Dengan wajah yang sedikit ragu dan bingung terhadap sesutau yang akan disampaikannya.
            “Ayah”, suara wanita itu memanggil Ayahnya.
            “Iya putriku”
            “Menurut Ayah, apakah keputusanku ini sudah tepat?”, tanya sang wanita itu dengan wajah penuh dengan keraguan.
            “Kenapa engaku menanyakan hal itu? Apakah engkau ragu dengan keputusanmu sendiri”, jawab sang ayah dengan penuh keheranan.
            “Bukan begitu Yah, tetapi yang saya maksud adalah apakah saya ini tepat mengambil keputusan ini sedangkan saya belum dapat membalas jasa Ayah dan Ibu”, jawab sang wanita.
            Sang Ayah tersenyum dan berkata “Putriku, melihatmu bahagia juga merupakan sebuah kebahagiaan bagi kamu berdua”
            Wanita itu berkaca-kaca sambil meneteskan air mata. Dia kemudian bersimpuh dihadapan sang Ayah.
            “Ayah, maafkanlah diriku yang selama ini hanya bisa merengek, menangis dan meminta kepadamu. Aku hanyalah beban bagi Ayah dan Ibu”, jawab wanita itu sambil tersedu-sedu.
            Sang Ibu yang baru saja keluar dari dapur kaget melihat putrinya menangis tersedu-sedu.
            “Ada apa ini? Kenapa engkau menangis”, tanya Ibu.
            Wanita itu kemudian menghampiri Ibunya sambil berkata “Ibu, maafkanlah diriku ini. Aku hanyalah beban bagimu”
            Kedua orang tua tersebut saling memandang kemudian tersenyum. Sang Ayah kemudian memecah isak tangis wanita itu dengan perkataan lembutnya.
            “Putriku, kebahagiaan kami sebagai orang tua adalah memiliki seorang putri yang patuh dan taat kepada orang tuanya dan juga berhasil mendidiknya menjadi wanita yang sholehah dan bisa mengajarinya ilmu yang bermanfaat baginya kelak”, jawab sang Ayah dengan perkataan yang bijaksana.
            “Ibu juga begitu nak. Memang, jikalau dihitung, kau tidak akan bisa membalas kasih sayang kami kepadamu. Tetapi, dengan membuat kami bahagia bagi kami itu sudah cukup dan bisa membayar segala kasih sayang kami kepadamu”, sambung sang Ibu.
            Wanita itu semakin terharu dengan perkataan kedua orangtuanya. Dia kemudian berusaha menghentikan isak tangisnya sambil memenangkan hatinya. Setelah tenang isak tangisnya, dia kemudian bertanya kepada orangtuanya.
            “Ayah Ibu, ada satu permintaan yang terakhir dariku sebelum aku lepas dari tanggung jawab kalian. Maukah kalian memenuhi permintaanku yang terakhir tersebut?”, pinta sang wanita.
            “Iya putriku, kami akan memenuhi permintaanmu”, jawab sang Ayah.
            “Ayah Ibu, doakanlah putrimu ini semoga diriku mendapatkan surga-Nya bersama dirinya. Doakanlah diriku juga semoga diriku bisa mendampingi dan melayani calon suamiku”, pinta sang anak.
            Kedua orang tua itu tersenyum dan bersama-sama mereka berdua menjawab permintaan wanita itu.
            “Iya putriku, kami akan selalu mendoakan yang terbaik untuk keluargamu kelak sampai akhir hayat ini”
            Mereka kemudian saling berpelukan satu sama lain. Ditengah perasaan yang campur aduk, tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki memecah suasana saat itu.
            “Assalamualaikum”, kata sang lelaki dengan suara yang halus.
            Mereka semua kemudian menjawab “Waalaikumsalam”.
            Wanita itu kemudian membuka pintu rumahnya. Betapa bahagianya dirinya melihat sang calon imam berdiri didepannya bersama kedua orangtuanya.
            “Hafsah”, kata sang lelaki.
            “Iya Zubair”, jawab sang wanita.
            Perasaan mereka campur aduk saat itu. Ada rasa senang, malu dan lain-lainnya. Wanita itu kemudian mengajak sang calon imam dan kedua orangtuanya masuk ke dalam untuk bertemu dengan orangtuanya. Mereka kemudian berbicara satu sama lain sambil membahas tentang masa depan yang akan dicapai oleh kedua insan mulia ini kedepannya.

Minggu, 24 November 2019

Ulasan Buku Biografi Paulunsoeka

Buku "Paulunsoeka :Tokoh Masyarakat Kalimantan Barat di Balik Integrasi Timor Timur" merupakan salah satu buku yang dibuat oleh Aju. Buku ini menjelaskan biografi salah satu tokoh Kalimantan Barat yang turut andil dalam usaha pengintegrasian Timor Timor menjadi provinsi di Indonesia.

A. Tafsiran

Di awal buku ini, penulis menceritakan riwayat singkat Paulunsoeka dari kelahiran, pendidikan serta jabatan yang pernah ia emban. Kemudian penulis pada bab selanjutnya menceritakan peranan Paulunsoeka dalam pendirian Partai Persatuan Dayak.

Paulunsoeka sendiri didalam buku ini dijelaskan memiliki peranan penting dalam usaha pengintegrasian Timor Timur. Paulunsoeka sendiri pernah diangkat menjadi staf ahli BIN. Dia ditugaskan oleh pemerintah di Eropa untuk mempelajari perkembangan ideologi komunis disana sebagai usaha antisipasi penyebaran pemahaman komunis di provinsi Timor Timur nantinya.

Kemudian di buku ini juga dijelaskan tentang bagaimana situasi politik di dunia termasuk di Indonesia sendiri. Dimana pada saat itu, Indonesia di bawah kepemimpinan Soeharto berusaha memberantas sisa-sisa komunisme yang ada di Indonesia. 

B. Evaluasi

Kelebihan buku ini adalah semua sejarah yamg diceritakan di dalam buku ini dijelaskan secara detail dari tokoh-tokohnya hingga apa-apa saja yang terjadi saat itu. Namun, buku ini memiliki kekurangan dimana penulis terkadang menceritakan tokoh lain ketika membahas Paulunsoeka sehingga menyebabkan pembaca menjadi kebingungan dalam memahami peranan Paulunsoeka dalam sejarah tersebut. Dan juga masih banyaknya kata-kata yang salah ketik di dalam pembuatannya.

C. Rangkuman

Dengan mengesampingkan kekurangan buku ini, buku ini layak dibaca terutama bagi mereka yang suka bergelut di bidang sejarah. Dan juga, dengan buku ini kita dapat mengetahui peranan Paulunsoeka dalam usaha Indonesia untuk mengintegrasikan Timor Timur menjadi provinsi ke-27 di Indonesia.
Ulasan ini dibuat oleh Muhammad Imam Hasan

Minggu, 10 November 2019

Ahwal Asy-Syakhsiyyah Sebagai Solusi Hubungan Kekeluargaan Secara Islami

Nama :Muhammad Imam Hasan
NIM :11912031

ARTIKEL
Ahwal asy-Syakhsiyyah Sebagai Solusi
Hubungan Kekeluargaan

Seperti yang kita ketahui, manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu sama lain. Kebutuhan hidup manusia itu bisa berupa sandang, pangan dan papan. Manusia juga merupakan makhluk yang memiliki ketertarikan antara satu dengan yang lainnya. Dalam ketertarikan tersebut, manusia melakukan sebuah ikatan janji yang disebut dengan pernikahan dimana dengan pernikahan tersebut mereka dapat saling melengkapi kekurangan antara satu dengan lainnya. Dan dari pernikahan itulah terbentuknya sebuah keluarga yang saling bahu-membahu dalam memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. 

Namun, dalam hubungan kekeluargaan tersebut terkadang terjadi sebuah konflik antara sesama anggota keluarga. Oleh karena itu, diperlukan sebuah aturan-aturan yang berfungsi untuk melindungi dan menjamin kehidupan anggota keluarga tersebut. Islam sendiri memiliki sebuah produk fiqih yang bernama Ahwal asy-Syakhsiyyah yang mengatur tentang hubungan kekeluargaan tersebut. Dan karena perkembangan zaman yang terjadi sekarang, Ahwal asy-Syakhsiyyah menjadi sebuah solusi dan jalan tengah dalam mengatur hubungan kekeluargaan itu selain dari produk-produk hukum yang lainnya yang juga membahas tentang hubungan kekeluargaan tersebut. Oleh karena itu, alangkah baiknya kita mengetahui dan mempelajari apakah itu Ahwal asy-Syakhsiyyah dan pentingnya Ahwal asy-Syakhsiyyah sebagai solusi bagi hubungan kekeluargaan secara Islami. 

  1. Pengertian Ahwal asy-Syakhsiyyah
Secara etimologi, Ahwal asy-Syakhsiyyah berasal dari bahasa Arab yakni Ahwal dan Syakhsiyyah. Ahwal adalah bentuk jamak dari kata Hal yang memiliki arti Perihal, Sesuatu atau Hal-Hal. Sedangkan Syakhsiyyah sendiri memiliki arti pribadi atau perseorangan. Secara terminologi, Ahwal asy-Syakhsiyyah adalah sebuah produk fiqih yang membahas tentang hubungan seseorang (pribadi) dengan yang lainnya dalam artian hubungan sosial yang satu dengan yang lainnya. Ahwal asy-Syakhsiyyah sendiri membahas tentang pernikahan, waris, wasiat dan lainnya yang berhubungan dengan kekeluargaan. Dalam ilmu hukum konvensional, Ahwal asy-Syakhsiyyah adalah hukum perdata dimana hukum perdata sendiri memiliki artian yang sama dengan Ahwal asy-Syakhsiyyah yakni sebuah hukum yang mengatur hubungan pribadi seseorang dengan yang lainnya. Perbedaan keduanya terletak dari sumber hukumnya, dimana Ahwal asy-Syakhsiyyah berdasarkan al-Qur'an, Hadits dan Ijma' para ulama. Sedangkan hukum perdata biasa berdasarkan dengan hasil pemikiran seseorang dengan memperhatikan asas-asas hukum yang ada.

 2. Kelebihan Ahwal asy-Syakhsiyyah

Islam sebagai rahmatal lil alamin melindungi seluruh kehidupan manusia yang ada di dunia ini. Oleh karena itu, diperlukannya suatu produk hukum yang bernafaskan islami yang mengatur tentang hubungan pribadi manusia tersebut. Karena hal itulah, Ahwal asy-Syakhsiyyah menjadi sebuah solusi untuk mengatasi segala permasalahan yang terjadi dalam kehidupan kekeluargaan. Ahwal asy-Syakhsiyyah sendiri memiliki kelebihan daripada hukum-hukum konvensional yang lainnya dimana Ahwal asy-Syakhsiyyah berasal dari Al-Qur'an dan Hadits serta Ijma' para ulama yang ahli dibidangnya sehingga menghasilkan sebuah hukum keluarga yang bernafaskan Islami. 

 3. Ahwal asy-Syakhsiyyah Sebagai Solusi Keluarga

Karena kelebihannya tersebut. Ahwal asy-Syakhsiyyah menjadi sebuah solusi untuk memecahkan suatu permasalahan dalam hubungan kekeluargaan, khususnya mereka yang beragama Islam. Dimana Ahwal asy-Syakhsiyyah sendiri seperti yang sudah dijelaskan diatas memiliki kelebihan tersendiri daripada hukum yang lainnya sehingga pantas menjadi sebuah jalan tengah atau solusi dalam penyelesaian suatu perkara dengan bernafaskan Islam. Oleh karena itu, alangkah baiknya bagi keluarga Islam mengambil dan mempertimbangkan Ahwal asy-Syakhsiyyah sebagai sebuah landasan dalam menentukan suatu hukum kekeluargaan yang bernafaskan islami. 

Kesimpulan

Mengingat perkembangan zaman yang terjadi pada saat ini, Ahwal asy-Syakhsiyyah dapat menjadi sebuah kajian tersendiri dari hukum-hukum yang lainnya dikarenakan perbedaan dalam mengambil sumber hukumnya. Dan sebagai manusia khususnya kita yang beragama Islam, alangkah baiknya Ahwal asy-Syakhsiyyah kita jadikan sebuah patokan hukum dalan kekeluargaan mengingat kelebihannya dari hukum konvensional yang ada. 

Minggu, 06 Oktober 2019

EYD

Lokasi :Indomaret Jl. Serdam
Waktu :15.40
Analisis :1.Kalimat "Apa Aja Bisa" salah karena tulisan Aja bukan kata baku yang benar adalah "Apa Saja Bisa"
Sumber :KBBI
Lokasi :Toko Tecko Jl. Sepakat II
Waktu :15.00
Analisis: 1.Penggunaan tanda seru setelah kata "Masuk" terlalu berlebihan cukup menggunakan satu tanda seru saja sehingga menjadi "Masuk!"
Sumber :EYD
Lokasi :Komplek Acisa Asri Jl. Parit Haji Husen 2
Waktu :13.05
Analisis :1.Penggunaan tanda seru pada kata "hati-hati" terlalu berlebihan. Cukup menggunakan satu tanda seru saja
(Maaf kualitas foto buruk) 
Sumber :EYD
Lokasi :Jl. Parit Haji Husen 2
Waktu :13.00
Analisis :1.Tulisan "Kremesss" terlalu berlebihan cukup ditulis "Kremes" karena nama sebuah makanan
sumber :1. Buku Resep Makanan
2. EYD

Lokasi :Pos Satpam IAIN
   Waktu :07.15
Analisis :1.Penggunaan tanda seru pada kata "Perhatian" itu berlebihan. Cukup ditulis dengan "Perhatian! "
Sumber :EYD
Lokasi :Jl. Jend. Ahmad Yani
Waktu :13.30
Analisis :1.Walaupun ini adalah sebuah gaya penulisan brand
tetapi jika kita menyinggung tentang EYD
maka tulisannya termasuk salah seharusnya
tulisan "mandiri" ditulis dengan awalan huruf kapital
sehingga menjadi "Mandiri"
sumber :EYD
Lokasi :Gedung Parkiran Futsal IAIN
Waktu :07.00
Analisis :1.Penggunaan huruf kapital yang berlebihan
pada kalimat di lepas
2.Penggunaan Tanda Seru Yang Berlebihan
3.Tulisan Di Lepas harusnya Dilepas karena
Bukan menunjukkan tempat
sumber :EYD
Lokasi :Indomaret Jl. Serdam
Waktu :15.30
Analisis :1.Penulisan kata "Mpek Mpek" salah karena nama makanan tersebut yang benar adalah "Pempek"
Sumber :Wikipedia
Lokasi :Jl. Serdam
Waktu :15.25
Analisis :1.Penggunaan tanda seru dalam kata "Meriah" terlalu berlebihan cukup menggunakan satu saja hingga jadi "Meriah! "
Sumber :EYD
Lokasi :Jl. Sepakat II
Waktu :14.45
Analisis :1.Penggunaan kata "Klin" salah karena merupakan kata serapan dari bahasa inggris yang artinya bersih bahkan penulisan inggrinya pun salah seharusnya "Clean"
sumber :KBBI

Senin, 16 September 2019

Pengalaman Berbahasa Jawa

Pengalaman Berbahasa Jawa

Ini pengalaman saya selama saya mondok di pesantren di jawa. Karena di pondok rata-rata orang jawa, maka mau tidak mau saya harus belajar menggunakan bahasa jawa. Karena saya orang melayu yang belum pernah berbicara menggunakan bahasa jawa, terkadang ada beberapa kata yang saya ucapkan masih menggunakan bahasa melayu hingga saya sering dipanggil dengan orang Malaysia. Padahal tidak semua orang melayu itu adalah orang Malaysia.

Setelah sebulan saya belajar bahasa jawa, sedikit demu sedikit saya mulai berani berbicara dengan bahasa jawa walaupun masih saya campurkan dengan bahasa indonesia. Setelah saya terbiasa dengan logat dan cara pengucapannya, saya akhirnya bisa berbicara menggunakan bahasa jawa dengan kawan-kawan saya.

Suatu hari, saya dipanggil oleh guru saya untuk mengerjakan suatu tugas. Beliau berkata "Gek ndang kerjakno", kemudian saya menjawab "njeh mngko tak garap", tiba-tiba wajah guru saya berubah masam dan matanya melotot kepada saya. "Kenapa kamu ngomong gitu sama saya" kata guru saya, saya heran kenapa guru saya langsung marah padahal saya menjawab sesuai dengan perintahnya. Kemudian saya jawab "Lho bukannya jawaban saya betul", guru saya bertanya "sudah berapa bulan kamu belajar bahasa jawa ?", saya menjawab "baru setengah bulan". Kemudian guru saya menganggukkan kepalanya sambil berkata "pantaslah kamu jawabnya seperti itu", saya bertanya "ada apa guru, apakah bahasa saya tidak sopan", guru saya menjawab "tidak, bahasa kamu sudah sopan tapi bahasa jawa yang kamu gunakan salah"

Setelah kejadian tersebut, saya baru sadar ternyata bahasa jawa itu ada tiga tingkatan dan setiap tingkatan dibedakan menjadi beberapa kalangan. Tingkatan pertama disebut ngoko atau kasar dimana bahasa ini biasa digunakan untuk berbicara dengan kawan-kawan kita. Kedua kromo atau halus dimana bahasa ini kita gunakan untuk berbicara dengan senior kita seperti kakak kelas kita atau dengan orang yang baru kita kenal. Terakhir kromo inggil atau halus tinggi dimana bahasa ini digunakan ketika kita berbicara dengan orang yang sudah tua atau seorang bangsawan ataupun seorang kiai. 

Contohnya, mangan dan dahar artinya makan tetapi mangan untuk tingkatan ngoko sedangkan dahar untuk tingkatan kromo inggil. Ada juga turu dan tilem artinya tidur tetapi turu untuk tingkatan ngoko sedangkan tilem untuk tingkatan kromo inggil

Intinya dalam menggunakan bahasa jawa kita harus menguasai tiga bahasa supaya kita tidak salah mengucapkan kata-kata tersebut kepada orang yang kita ajak berbicara. Jangan kita berbicara bahasa ngoko kepada orang tua karena walaupun artinya baik tetapi karena penggunaan bahasa tersebut membuat orang yang berbicara dengan orang tua tersebut menjadi tidak sopan. Bahkan dari segi gerak gerik tubuh pun harus sesuai dengan perkataan yang diucapkan oleh kita. Itulah bahasa jawa, bahasa yang menurut saya menjunjung tinggi nilai sopan santun baik kepada kawan maupun kepada orang yang lebih tua. 

Sabtu, 14 Mei 2016

Perkenalan

Halo kawan-kawan, perkenalkan name saye Muhammad Imam Hasan. Urang asli kabupaten sambas dimane nilai agama dan budaye dijunjung tinggi, bersahabat dan bersahaja urang-urangnye, beriman dan bertakwa pribadinye. Sebab iyelah negeri saye dibarek gelar negeri serambi makkah.

Saye anak pertame dari lima bersaudare. Ayah saye urang melayu dan ibu saye urang bugis. Dari kacik saye suke merantau ke negeri urang. Lebih tepatnye mondok. Saat SD,  saye mondok di PonPes Ushuluddin selama setahun kemudian pindah ke PonPes Tarbiyatul Wildan Nihayatul Amal di Karawang Jawa Barat. Setelah lulus dari siye, saye pindah ke Jogjakarta tepatnye di Ponpes Krapyak dimane lebih mendalamek arti dari santri. Setelah saye tamat MTs saye maseh melanjutkan MA nye di sie, tetapi barok satu semester saye kanak penyakit maag kronis sehingge saye harus balik dolok ke kampung. Akhirnye saye daan melanjutkan sekolah saye.

Setelah setahun saye dikampung, saye balik agek ke jawe untuk menyelesaikan sekolah saye dengan ngambek ujian paket c. Saye paggi ke Malang dimane saye mondok ditempat keluarge saye. Saye pun mengabdi juak di sie sebagai tenage pengajar. Setelah menamatkan ujian paket c, saye